Taman Dunia Air Tawar di TMII
Ingin mengenal lebih dekat ragam ikan yang hidup di air tawar, kunjungi Taman Dunia Air Tawar (DAT) yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Koleksinya yang beragam dan unik menjadi daya tarik tersendiri. Datang dan nikmati sensasinya disini.
Tepat di muka daratan, sebuah dermaga memanjang menghubungkan ke sebuah anjungan nun jauh disana. Tersedia dua jalur, untuk masuk dan keluar bagi pengunjung yang datang. Makin terasa suasana di lautan lepas, manakala pandangan diarahkan pada sisi kanan-kiri dermaga yang berupa danau besar tempat ikan-ikan air tawar hidup dengan nyamannya. Tingkah polah makhluk berinsang itu jelas terlihat dari dermaga karena airnya jernih dan tenang. Tak terasa langkah kaki sudah tiba di anjungan bernuansa biru dengan tulisan besar di atasnya, Taman Dunia Air Tawar.
Setelah membeli tiket, pengunjung diarahkan masuk ke ruang koleksi utama. Disini puluhan akuarium besar berjejer rapi. Tempat para ikan hidup dengan ekosistem yang didesain khusus sesuai habitatnya di alam.
Ada lorong gurame, tempat aneka jenis ikan gurame dipamerkan. Selain itu, ada Akuarium Nusantara, disini berbagai jenis ikan khas daerah dari berbagai provinsi di Indonesia ditampilkan lengkap dengan ikon provinsi yang bersangkutan. Ada pula Kolam Jamah, dimana pengunjung bisa memegang langsung koleksi ikan yang ada di kolam ini.
Beberapa koleksi ikan air tawar asli Indonesia yang unik dan dikagumi seperti Siluk atau Arwana, ikan Sumpit, ikan Buntal, ikan Koi, ikan Oskar, dan banyak lagi. Sementara itu, ikan tamu dari negara lain yang juga unik seperti Piranha, Arapaima, ikan Pari, ikan hantu, ikan dayung, dan belut listrik.
Belut listrik merupakan salah satu jenis koleksi favorit di wahana yang diresmikan pada tanggal 20 April 1994 ini. Ikan yang berasal dari Amerika Selatan ini dalam tubuhnya mengandung zat kimia tertentu yang bila dihubungkan dengan sumber listrik, seperti lampu, bisa menyala. Inilah yang digunakan pihak pengelola dalam menarik minat pengunjung dengan atraksi khusus dimana si belut berukuran jumbo ini mampu menyalakan pohon natal yang banyak terdapat lampu hias di sekujur pohon cemara tersebut.
Tingkah polah ikan lain yang terbilang unik seperti ikan yang berenang terbalik, kebuasan ikan saat makan, ikan buntal yang berbentuk bola, ikan hantu yang mengendap-endap layaknya hantu, dan banyak lagi. Selain itu, bentuk fisik yang beraneka ragam dari ikan berukuran mini hingga berukuran besar ada disini. Dan tentu saja penampilan fisik warna kulit ikan yang indah, sirip yang menawan dan warna-warni tubuh yang mencolok membuat pengunjung betah berlama-lama disini.
Taman DAT juga menyajikan special event pada waktu tertentu yang bisa diikuti pengunjung seperti; feeding time pada pagi, siang, dan sore. Di momentum ini, petugas akan memberikan pakan pada ikan-ikan dengan atraksi khusus yang menangani, seperti ikan Koi yang diberi makan dengan dot layaknya menyusui bayi. Simak pula keganasan ikan piranha kala umpan dilepaskan, dalam hitungan detik sang umpan hanya tinggal tulang belulang. Tersaji pula atraksi lainnya yang sangat berkesan dan sayang untuk dilewatkan.
Selain koleksi ikan, Taman DAT juga menampilkan koleksi tanaman air yang memperindah dekorasi interior akuarium. Seperti jenis Baby Tears, anubias, melati air, vallisneria spiralis dan lainnya.
Fasilitas penunjang selain ruang display, ada pula perpustakaan, auditorium, pusat karantina, kolam budidaya, laboratorium, mini raiser, fish span green house, juga lokasi parkir yang luas dan nyaman.
Berdiri di tepi danau buatan seluas 5.500 M2, Taman DAT memiliki 160 jenis biota air tawar berupa ikan, crustacea, dan kura-kura, yang ditampilkan dalam 128 akuarium display berukuran besar dan kecil dengan desain interior yang indah. Dilengkapi dengan 6 kolam display dengan nuansa tersendiri, kolam budidaya, kolam payau, kolam konservasi, dan lainnya.
"Kami ingin menyampaikan bahwa Indonesia memiliki banyak spesies ikan, sepengetahuan saya ada sekitar 3000 spesies ikan yang ditemukan di Indonesia, masih banyak yang belum teridentifikasi. Jumlah tersebut mewakili 25 persen spesies ikan dunia. Hal ini terkait dengan Indonesia yang memiliki tiga zona waktu berbeda. Sehingga ikan yang ada di timur, barat dan tengah masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Inilah kekayaan Indonesia yang mesti disyukuri. Menampung Indonesia saja tidak cukup dengan kapasitas Taman DAT yang ada saat ini," papar Minan Supardi, Kepala Operasional Taman Dunia Air Tawar.
Kehadiran Taman DAT sebagai wahana biota air tawar terlengkap, terbesar dan terpopuler di Indonesia bahkan dunia, diharapkan mampu menjadi wahana konservasi, rekreasi, dan edukasi.
Kami berkesempatan melihat lebih dekat wahana karantina, laboratorium, mini raiser, green house yang digunakan sebagai rumah pelatihan, dan kolam budidaya yang berada di belakang gedung utama Taman DAT. Tidak semua pengunjung boleh memasuki area 'terlarang' ini, hanya pihak-pihak tertentu atas seizin pengelola yang bisa memasukinya.
Disinilah dapur DAT berada, tempat para ikan dibudidayakan dari telur hingga berukuran maksimal untuk kemudian bisa ditampilkan dalam akuarium display, menggantikan koleksi ikan-ikan sebelumnya. Berbagai kolam buatan berukuran besar dengan teknik pengairan khusus berjejer rapi memenuhi area seluas lapangan futsal. Disampingnya kolam-kolam alami yang lebih tepat disebut empang atau tambak, tempat anak-anak ikan tumbuh dan berkembang.
Di bagian lain terdapat mini raiser, tempat benih-benih ikan dibesarkan dalam akuarium berukuran mini. Disinilah ikan arwana dibesarkan dengan ekosistem khusus sesuai kebutuhannya.
Naik ke lantai 2, bangunan terbuat dari besi, terdapat galon-galon berukuran jumbo tempat bibit-bibit ikan hidup, untuk dilakukan observasi atau penelitian sesuai kebutuhan para peneliti yang datang. Di area terbuka yang tak kalah luasnya dengan bangunan utama Taman DAT ini, jalan setapak menjadi penghubung antar satu tempat dengan tempat lainnya.
Tampak dari atas, bangunan taman DAT menyerupai bentuk fisik ikan pari. Ikan pari dipilih selain mewakili spesies sesamanya, juga bentuknya yang unik dan representatif untuk sebuah bangunan besar seperti Taman DAT ini.
Besarnya daya tarik wahana yang berada satu kompleks dengan Museum Serangga ini, terlihat dari tingginya jumlah kunjungan setiap bulannya yang rata-rata mencapai 30.000 orang. Atau setiap harinya sekitar 1.000 orang. Selain pelajar, juga mahasiswa dan dosen yang datang untuk melakukan penelitian dan observasi. Begitu pula sejumlah ahli perikanan, pekerja lapangan dari berbagai kampus ternama di Indonesia dan dari masyarakat umum.
"Sesuai misi dan visi kami, pengunjung yang datang ke sini bisa memahami bahwa Indonesia memiliki kekayaan ikan air tawar yang luar biasa. Yang ada di sini masih belum lengkap. Namun, semoga tetap bisa menjadi wahana rekreasi, edukasi dan konservasi yang bermanfaat untuk orang banyak," pungkas Minan Supardi yang menemani kami di siang yang terik itu, menjelajahi indahnya Dunia Air Tawar.
Komentar