Berwisata ke Bumi Kahyangan


Bandung masih menjadi kota tujuan utama warga Jakarta untuk berlibur. Setelah demam factory outlet mewabahi warga ibukota, kini tiba saatnya untuk beroutbound ria.

Kota yang pada awalnya adalah kawah purba ini dikenal dengan sebutan Parijs van Java. Terletak di dataran tinggi, yaitu di ketinggian +/- 768 m diatas permukaan laut rata-rata, dan dikelilingi oleh pegunungan membuat hawa disana terasa sejuk.

Sebagai tujuan wisata outbound, inbound, atau sekedar menghabiskan waktu untuk berburu barang-barang unik serta busana tren masa kini, Bandung adalah kota yang tepat. Hanya dua jam dari Jakarta via tol Cipularang, tentu menjadi jarak tempuh yang cukup dekat bagi orang Jakarta yang sehari-harinya dapat menempuh jarak yang sama untuk waktu kerja atau hanya sekedar beralih dari selatan ke barat Jakarta, mengingat lalu lintas kota Berwisatametropolitan yang cukup padat serta macet.

Perjalanan kali ini mengajak Anda menjajaki salah satu kampung wisata, Bumi Kahyangan, tempatnya di Kampung Cibacang, Jatinangor, Bandung. Berdiri di atas lahan seluas 5 ha, dengan lokasi yang terletak di salah satu lembah gunung Manglayang, Jatinangor, Bandung, membuat Bumi Kahyangan bak kahyangan tempat para dewa berkumpul layaknya di negeri dongeng. Setidaknya itu yang diinginkan oleh Tri Wibowo sang empunya kayangan tersebut. "Kami ingin menyajikan tempat yang betul-betul real adventure, namun dengan fasilitas yang nyaman dan aman."

Enam km dari pintu tol Cileunyi, atau sekitar dua kilometer dari Unpad (Universitas Padjadjaran), Bumi Kahyangan bukan sekedar tempat menyediakan fasilitas outbound seperti kolam outbound, adventure land, flying fox, spider web, jungle treking, reppling wall climbing, horse riding, kids farming, pond sailing, kolam lumpur, kolam renang, ataupun sekedar kumpul-kumpul keluarga melepas penat sehabis aktivitas namun disana terdapat juga agro wisata, tanaman hias, taman strawberry, buah naga, kolam pancing, berkuda, motor trail rental beserta tracknya, green house, berburu kambing atau babi hutan, serta beberapa fasilitas kafe dan karaoke, makanan serta minuman tradisional.

Sampai disana Anda tidak perlu bingung karena banyaknya area dan permainan. Anda akan dipandu serta dijadwalkan sedemikian rupa sehingga tak ada yang terlewatkan dalam petualangan Anda.

"Kami ingin agar pengunjung merasa puas dan dapat menikmati semua yang ada, itulah sebabnya kami membuat susunan acara begitu para group atau keluarga datang, tidak menutup kemungkinan jika mereka telah membuat acara sendiri maka tinggal menyesuaikan saja," ungkap Tri yang telah menggeluti bidang pencinta alam sejak SMA.

Suasana pedesaan kaki gunung sangat kental terasa, dengan pemandangan setengah kota Bandung, dan lokasi diapit oleh dua buah gunung, sehingga pemandangan matahari tenggelam menjadi daya tarik luar biasa karena sangat jelas dapat Anda nikmati sambil mendengar alunan musik tradisional yang langsung dimainkan oleh para seniman setempat lengkap dengan atribut pakaian adat daerah Sunda. Menjelang malam pemandangan akan berganti dengan gemerlap lampu warna-warni kota Bandung, membuat Anda enggan untuk melewati malam tanpa menikmati suasana sejuk di balik api unggun sambil bersenda gurau dengan kawan sejawat ataupun sanak keluarga. Tak ubahnya waktu sore, saat subuh menjelang dan matahari terbit di ufuk timur menjadi pemandangan yang nyata terlihat dari balik villa bamboo model tradisional dengan fasilitas kamar hotel berbintang tempat menginap. Sungguh ciptaan Tuhan begitu nyata terlihat di tempat ini.

Jangan lupa menggunakan pakaian yang santai dengan sepatu cats atau sandal karena Bumi Kahyangan adalah full adventure. Begitu sampai Anda akan dihadapkan oleh jalur yang terjal dan berbatu-batu layaknya jalur gunung pada umumnya. Tiba di lokasi atau yang dinamakan service point, Anda ditawarkan dua pilihan jalan kaki sekitar 1 km atau menggunakan truk untuk sampai ke lokasi sebenarnya. Bukan hanya untuk rekreasi keluarga atau outbound tapi juga tersedia ruangan meeting, atau untuk retreat, dan company gathering. Dengan dasar kecintaan pada alam dan ingin sekali menekuni hidup back to nature, salah satu alasan kenapa pria yang menyelesaikan S2 di Singapura ini dan sempat menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi di Jakarta memutuskan untuk membuat suatu sarana outbound yang lengkap dan nyaman serta betul-betul bernuansa alam dan pemandangannya.

Komentar