Nostalgia, Apakah Bermanfaat?
Kita semua senang bernostalgia. Mengenang masa lalu yang pahit atau masa kecil yang indah adalah hal yang lumrah. Bahkan, menurut suatu studi, banyak orang mengaku bernostalgia setidaknya satu kali seminggu.
Menurut Constantine Sedikides dan tim psikolog dari University of Southhampton, nostalgia adalah hal yang umum dan universal. Anak-anak usia 7 tahun pun sudah bisa bernostalgia, biasanya tentang pesta ulang tahun dan liburan mereka. Tapi, apakah bernostalgia ada manfaatnya?
Untuk mendapatkan jawabnya, tim psikolog University of Southhampton mencoba memicu nostalgia dengan meminta subjek membaca sejumlah berita masa kini yang membuat putus asa, yakni tentang bencana alam yang mematikan, lantas meminta mereka untuk bernostalgia. Ternyata, setelah bernostalgia, para subjek merasa lebih bersemangat.
Manfaat nostalgia bervariasi tergantung usia seseorang, ungkap Erica Hepper, psikolog di University of Surrey, Inggris. Dia dan para koleganya telah menemukan bahwa tingkat nostalgia cenderung tinggi pada dewasa muda, lantas menurun saat paruh baya, dan meningkat lagi saat lansia.
"Nostalgia membantu kita menghadapi transisi kehidupan," ujar Hepper. "Misalnya, di masa dewasa muda, orang biasanya baru mulai bekerja atau menikah dan keluar dari rumah, jadi mereka sering mengenang masa-masa ketika masih bersama keluarga, hewan peliharaan, atau teman-teman mereka di sekolah dulu,"
Menurut Sedikides, ada strategi agar nostalgia menjadi sesuatu yang positif. "Banyak orang mendefinisikan nostalgia sebagai membandingkan masa lalu dan masa kini dan mengatakan bahwa masa lalu lebih baik. ini bukan cara bernostalgia yang bagus. Sebaliknya, lihatlah masa lalu dengan cara yang eksistensial, tanyakan 'Apa makna hidup saya kini?" saran Sedikides.
"Bernostalgia dua atau tiga kali seminggu," katanya. "Pikirkan apa yang pernah Anda alami di masa lalu sebagai harta yang berharga, yang tidak akan bisa diambil orang lain dari Anda."
Komentar