Perhatikan Hal-hal Berikut Demi Karir Anda


Menjadi pribadi yang sukses dalam menapaki tangga karier adalah dambaan semua orang. Banyak kaum profesional bahkan berlari dan melompat dari satu anak tangga ke anak tangga berikutnya. Kerja keras, kerja lembur, pengembangan diri terus-menerus sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.

Namun, tidak sedikit yang tergelincir dan jatuh karena hal-hal kecil yang ada pada bagian-bagian tertentu anak tangga karier. Bila kita tidak hati-hati maka genangan air, tetesan sabun, tumpahan minyak goreng, serbuk bedak, potongan plastik, bahkan kulit pisang dapat saja menyebabkan kita tergelincir di anak tangga karier yang sedang kita pijak. Tentu, kita tak ingin tergelincir saat sedang berusaha menaiki tangga karier bukan? Karena itu, coba lakukan beberapa hal berikut, agar kita tidak "terpeleset" dan malah menjauhkan diri dari peningkatan karier yang kita dambakan.

1. Hindari bermain game saat di kantor

Bermain game di komputer saat istirahat memang dapat melepaskan kepenatan kerja dan membuat Anda fresh kembali. Namun, bermain game di komputer kantor adalah tindakan yang ceroboh. Teman-teman Anda, manajer departemen lain, dan atasan tidak selalu bisa memahami bahwa Anda bermain game hanya pada jam-jam istirahat. Saat mereka melintas di meja kerja Anda dan melihat Anda bermain game, maka persepsi yang paling mudah timbul adalah Anda sering bermain game di kantor. Segala kerja keras, prestasi, dan reputasi Anda bisa jatuh saat mereka menyaksikan Anda sedang bermain game di komputer kantor. Seperti pepatah, karena nila setitik, rusak susu sebelanga, demikianlah kecerobohan Anda bisa menghapus reputasi dan prestasi yang telah Anda perjuangkan dengan susah payah.

2. Hindari bergaul akrab dengan karyawan bermasalah

Mungkin saja Anda pribadi yang sangat luwes dalam bergaul sehingga mampu menjalin keakraban dengan seluruh pegawai kantor. Namun, hati-hatilah berakrab-akrab ria, apalagi berfoto-foto dengan teman yang sedang berperkara dengan perusahaan. Jika teman Anda sedang bermasalah dengan atasan atau perusahaan, misalnya karena mereka tidak disiplin dalam absensi, kualitas kerjanya rendah, melakukan tuntutan yang tidak wajar, selalu bercerita tentang kejelekan perusahaan tetapi tetap saja menggantungkan hidup dari perusahaan; jauhilah mereka semua. Jika Anda tetap bergaul akrab dengan karyawan bermasalah, Anda sedang melakukan kecerobohan karier.

Jika Anda berfoto-foto penuh keakraban dengan karyawan yang bermasalah dan memajang foto tersebut di situs sosial Anda, maka tanpa sengaja bisa jadi Anda sudah membuat hati atasan Anda sedih. Bisa jadi, atasan Anda akan beranggapan bahwa Anda sudah memilih untuk menjadi seteru perusahaan dan menghapus segala prestasi Anda selama ini.

3. Hindari Ekspresi Kata-kata Negatif Di Media Sosial

Oleh karena kurangnya pengetahuan, maka sebagian karyawan menggunakan media sosial seperti Facebook untuk mengekspresikan situasi atau emosinya sesaat tanpa pernah berpikir panjang akan dampak dan akibatnya. Contoh ungkapan-ungkapan yang dapat merugikan karier Anda:

a) Galau karena kantorku nggak jelas mau kemana tujuannya

b) Sudah loyal, kerja keras, dan berprestasi, gaji kok nggak naik-naik, kok bisa ya?

c) Atasan pilih kasih, apa dayaku?

d) Rajin malas sama saja, sama-sama nggak naik gaji

Coba renungkan secara mendalam apakah ungkapan-ungkapan tersebut membawa dampak positif untuk karier saat ini, atau justru merugikan? Atau, bisakah komentar tersebut membawa dampak positif untuk karier masa depan?

Benar bahwa Anda perlu katup pembebas untuk mengurangi stres yang sedang dihadapi, namun mengungkapkan kekesalan hati di media sosial adalah langkah yang membunuh reputasi, prestasi, dan karier sendiri. Mengungkapkan kekesalan hati di media sosial menunjukkan bahwa Anda belum cukup dewasa dalam memilih apa yang perlu disampaikan ke publik dan apa yang perlu diketahui hanya untuk diri sendiri saja. Jika belum dapat mewakili citra pribadi sendiri di depan umum, mana mungkin mampu mewakili citra perusahaan di publik? Artinya Anda belum siap untuk menduduki posisi yang tinggi dan menjadi representative perusahaan.

4. Hindari tidak masuk saat atasan anda dan perusahaan sedang membutuhkan anda

Bekerja keras dan berprestasi saja tidaklah cukup. Pemasar karier yang efektif perlu memahami saat-saat penting dimana dirinya harus hadir. Bayangkan Anda seorang yang berkontribusi hebat bagi perusahaan namun setiap kali saat perusahaan menyelenggarakan event-event penting seperti ulang tahun perusahaan, buka puasa bersama, kegiatan donor darah, ulang tahun pemilik, Anda justru tidak hadir karena berbagai alasan. Begitu percayanya bahwa prestasi Anda sudah baik, membuat Anda menyepelekan momen penting dimana justru pada saat itulah muncul banyak kesempatan menerima penghargaan-penghargaan non material dari para pimpinan dan kolega.

Dalam kasus lain ketika atasan sedang di luar negeri, Anda bekerja dengan sangat keras dan lembur hingga larut malam. Namun, saat atasan sedang dikejar dead line proyek tertentu dan sangat membutuhkan pertolongan, Anda justru pulang cepat hanya untuk ngopi bersama teman yang mudah untuk bertemu di lain kesempatan. Ironis bukan?

Intinya, bijak-bijaklah menjaga diri, reputasi, dan prestasi.

Jangan sampai, dalam usaha meraih karier yang lebih tinggi, Anda malah terpeleset. Karena itu, selalu perhatikan kemana dan bagaimana Anda melangkah. Mudah-mudahan, dengan selalu berhati-hati, waspada, namun tetap bisa "unjuk gigi", prestasi demi prestasi akan segera membuat Anda bisa mencapai karier yang lebih tinggi.


Komentar