Teknologi Garis Gawang dan VAR di Piala Dunia Rusia 2018



Untuk menghindari kontroversi soal apakah sesuatu bola sudah melewati garis gawang atau tidak yang kalau dilihat sepintas saja sangat sulit untuk ditelaah, teknologi kemudian menemukan teknologi garis gawang. Terus terang diterapkannya teknologi garis gawang ini baru saya lihat pada pertandingan Piala Dunia, antara Perancis melawan Australia.

Seperti yang Anda lihat, bola yang disepak pemain Perancis membentur tiang atas lalu berbalik ke tanah. Apakah itu gol? Di sinilah teknologi tersebut diterapkan. Bola ternyata sudah melewati garis dan gol, 2-1 untuk Perancis.

Sebelumnya yang pernah Anda lihat teknologi di olahraga, mungkin challenge di olahraga bulutangkis. 

Kalau di momen sekelas Piala Dunia memang sangat layak teknologi garis gawang ini diterapkan, mengingat harganya yang sangat mahal, lebih dari Rp 4,5 miliar untuk setiap stadion. 

Bayangkan kalau teknologi ini diterapkan di liga, katakanlah Indonesia, biaya pemasangan alat ini dibebankan kepada klub. Soal bola sudah masuk atau belum, namun biayanya sangat mahal.

Selain teknologi garis gawang tersebut, ada juga yang disebut teknologi VAR (Video Assistant Referee). Teknologi ini pada dasarnya bisa digunakan untuk menyelesaikan sengketa dalam bentuk apapun, entah itu bola sudah masuk gawang atau belum sampai kepada soal pelanggaran.

Seperti yang Anda lihat di pertandingan juga antara Perancis melawan Australia. Kesulitan menentukan apakah pemain Australia melakukan pelanggaran di kotak penalti atau masih diluar kotak penalti.

Inilah pertama kali VAR diberlakukan di Piala Dunia Rusia. Wasit Andres Cunha kesulitan memastikan apakah Joshua Risdon benar melakukan pelanggaran terhadap Griezmann di kotak penalti pada menit ke 54.

Protes dari pemain Perancis, wasit Cunha kemudian meminta tayangan VAR, dan ternyata terjadi pelanggaran. 

Itulah gol pertama Perancis, penalti yang berhasil dieksekusi dengan baik, 1-0.

Akhir pertandingan 2-1 untuk keunggulan Perancis.

Tayangan VAR kedua terjadi pada pertandingan antara Peru lawan Denmark di grup C, usai pemain Denmark melakukan pelanggaran. Namun kemudian Christian Cueva gagal mengeksekusi penalti, tendangannya melambung di atas mistar gawang.

Kekurangan dan kelebihan antara teknologi garis gawang dan VAR

Bila berbicara soal kekurangan teknologi garis gawang ini, selain pemasangan alatnya mahal, juga soal fungsi. Kalau di momen sekelas Piala Dunia sih tidak masalah. Tetapi jika diterapkan di kompetisi-kompetisi  seperti, katakanlah liga Indonesia, teknologi garis gawang, meski sangat akurat dan sangat membantu, namun masih terlalu ekslusif. Lagi pula pemasangan alat ini akan dibebankan kepada pihak klub.

Sedang mengenai soal kelebihan utama teknologi VAR adalah bahwa ia multifungsi, maksudnya teknologi VAR selain untuk melihat apakah bola sudah melewati garis atau belum, juga untuk melihat apakah terjadi sesuatu pelanggaran.

Selain itu teknologi VAR lebih murah daripada teknologi garis gawang, dengan biaya 2 juta euro serta pemasangan alat VAR tidak terlalu rumit.

Kekurangan teknologi VAR adalah bahwa alat ini hanyalah membantu wasit, jadi intervensi terhadap sebuah pertandingan menjadi semakin besar. Seorang wasit harus dilatih, dididik, ditatar supaya dalam penggunaannya nanti, mereka justru tidak merusak jalannya laga.

 Apabila memang ada dana dan mampu,  kedua teknologi memang dipakai, seperti di Piala Dunia tentunya!

Apabila memang sangat diperlukan, teknologi VAR bisa juga diterapkan di liga (Indonesia) sebagai solusi. 

Apakah ini tanda-tanda dari  fourth generation? Salah satu ciri-ciri dari pada generasi keempat adalah semakin canggihnya teknologi!

Yang jelas saksikanlah terus momen Piala Dunia, sehingga dengan adanya teknologi garis gawang dan VAR ini, tidak ada lagi perselisihan, apakah bola sudah melewati garis gawang atau belum, atau apakah ada sesuatu pelanggaran?


Komentar