Pecahan Es Antartika Diungkap Dengan Kecanggihan Teknologi



Retakan yang akan memicu lepasnya bongkahan es raksasa di Antartika tahun lalu dilaporkan semakin lebar. Keretakan di kawasan es Larsen C terus memanjang sejauh 10 kilometer sejak 1 Januari 2017.

Jika retakan itu menjalar hingga lebih dari 20 kilometer, maka patahan itu akan melepas bongkahan es berukuran seperempat wilayah Wales di Inggris.

Jika hal itu terjadi, maka patahan akan menjadi salah satu gunung es terbesar yang pernah tercatat, menurut para peneliti di Universitas Swansea dan Aberystwyth, dan British Antarctic Survey.

Memang selama bertahun-tahun, ilmuwan telah memantau lempengan es Larsen C di Antartika, sampai ketika salah satu gunung es terbesar dalam sejarah pecah dari lempengan pada pertengahan tahun lalu. Kini, gunung es raksasa yang diberi nama A68 itu telah berpisah sepenuhnya dari Larsen C.

Akhir cerita? Belum. Bagi ilmuwan yang perhatian terhadap melelehnya es kutub, kerja mereka justru baru dimulai. Memantau A68 dan gunung es lain di Weddell Sea amat penting untuk memahami dampak global dari perubahan iklim.

Hanya ada satu masalah: saat ini masih musim dingin di Antartika, yang berarti ia gelap sepenuhnya. Karena kombinasi dari orbit dan kemiringan Bumi, Antartika hanya memiliki dua musim: dingin dan kemarau. Selama enam bulan setahun, Kutub Selatan berada pada sisi yang menghadap Matahari, dan selama enam bulan lain, ia dilingkupi kegelapan.

Jadi, bagaimana caranya? Ilmuwan NASA telah meluncurkan instrumen khusus pada satelit Landsat 8 yang memungkinkan mereka memonitor situasi, apa pun musimnya.

Ketimbang mengandalkan sumber cahaya, mereka memanfaatkan Thermal Infrared Sensor, atau TIRS, untuk menangkap foto dengan mengukur perbedaan pada temperatur antara air dan es.

"Seperti kita tahu, mengambil foto dengan kamera di malam hari adalah sesuatu yang sulit. Karena itu, untuk memperluas sensitivitas, Landsat dilengkapi dengan sensor panas untuk energi yang dikeluarkan," ujar Christopher Shuman, ilmuwan peneliti di Goddard Space Flight Center milik NASA.

Citra yang dihasilkan TIRS bisa berupa abu-abu atau berwarna. Warna-warna hangat seperti ungu dan kuning melambangkan air laut yang hangat yang mengelilingi lempeng es yang dingin, yang menampilkan warna lebih biru.

Dengan kecanggihan teknologi ini, ilmuwan NASA bisa mengetahui bahwa sejak terjadi pecahan, A68 dan gunung es lain telah bergerak pada kecepatan yang berbeda karena badai dan arus dahsyat di Laut Weddell. Pencitraan itu juga menunjukkan sejumlah retakan baru yang terbentuk di lempeng es Larsen C yang bisa mengancam stabilitasnya.

Komentar