Awal Tradisi Tukar Kaos di Sepakbola
Tanggal 14 Mei menjadi momen tak terlupakan bagi para pendukung kesebelasan tim nasional Prancis. Pada hari itu atau tepatnya 82 tahun yang lalu, Prancis berhasil meraih kemenangan perdana atas musuh bebuyutannya Inggris dengan skor 5-2 pada sebuah pertandingan persahabatan.
Bermain di depan 30 ribu penonton yang memadati Stade Olympique Yves-du-Manoir, Nanterre, tim berjuluk Les Bleus itu tampil penuh gemilang. Prancis berhasil mencetak lima gol lewat sepakan Lucien Laurent menit ke-15, Robert Furois (18’), Marcel Langiller (29’), Edmond Delfour (57’), dan Furois (76’). Sementara Inggris hanya bisa membalasnya lewat dua gol yang dicetak Samuel Crooks (10’) dan Thomas Waring (71’).
Kemenangan ini merupakan kemenangan paling berkesan dan ditunggu-tunggu para pecinta sepak bola Prancis. Sudah delapan tahun publik Prancis terpaksa harus gigit jari karena tim kesayangannya harus menelan kekalahan enam kali beruntun atas Inggris. Parahnya, enam kekalahan itu terjadi tepat di depan pendukung mereka sendiri.
Usai enam kekalahan itu, Prancis berhasil bangkit hingga akhirnya meraih kemenangan perdana pada 1931. Kemenangan ini pun disambut suka cita oleh seluruh penggawa dan masyarakat Prancis. Para pemain timnas Ayam Jantan ini pun merayakannya dengan bertukar kaos dengan pemain Inggris. Uniknya, perayaan tersebut merupakan tradisi tukar kaos pertama di dunia sepak bola. Tradisi ini pun akhirnya berkembang dan terus tumbuh hingga saat ini.
Prancis menjadi contoh dan pengawal sebuah tradisi baru dalam dunia sepak bola. Tradisi tukar kaos merupakan perlambang sikap fair play yang ditujukan kedua tim usai bertanding. Namun sayangnya, ada pula pihak-pihak yang melarang adanya upaya tukar kostum antar pemain. Contohnya, pelatih Inggris Alf Ramsey yang melarang keras pemainnya bertukar kaos dengan pemain Argentina setelah pertandingan babak perempat final Piala Dunia di Wembley, Inggris, 23 Juli 1966.
Aksi ini dilakukan sebagai wujud kekecewaan Ramsey kecewa atas tindakan sportif yang dilakukan penggawa Argentina saat pertandingan tersebut. Namun, Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) tidak bisa melarangnya. Pasalnya, tradisi tukar menukar kaos merupakan hak prerogatif masing-masing tim sepak bola.
sumber: http://www.republika.co.id/
pelangi
Komentar