Fakta Unik Tradisi Tukar Kaus



DEMI sportivitas, aksi tukar-menukar kaus kedua tim pada akhir laga sepakbola sudah menjadi hal yang biasa. Anda tentu masih ingat saat wonderkid Indonesia, Andik Vermansyah mendapatkan kehormatan tukar  kaus dengan bintang Inggris, David Beckham. 


    Namun, tahukah Anda sejak kapan tradisi ini bermula?     


    Situs resmi badan sepakbola dunia (FIFA), dalam artikel "Swapping Shirts and Anecdotes", menyebut tukar-menukar kaus antar pemain sudah dilakukan pada 14 Mei 1931 saat pertandingan persahabatan antara Perancis melawan Inggris di Colombes, Paris. Saat itu tim Perancis meminta kaus tim Inggris untuk merayakan kemenangan 5-2 mereka. Namun, hal ini menjadi tradisi sejak Piala Dunia 1954 di Swiss.       


     Pele    -     Setelah itu ada beberapa kejadian unik yang berhubungan dengan aksi tukar-menukar kaus. Salah satunya dialami Pele, sang legenda sepakbola Brasil. Setelah bermain selama 18 musim di klub Santos, Brasil, Pele hijrah ke New York Cosmos di Liga Sepakbola Amerika Utara.     


     Karena kehebatan sang mega bintang, di klub barunya ini, setiap usai laga, kausnya selalu jadi rebutan. Mengintip dari laman FIFA, pelatih Cosmos 1971-1975 dan 1977, Gordon Bradley, mengakui bahwa Pele adalah daya tarik utama mereka. Bradley mengungkapkan kadang-kadang timnya harus membawa 25 hingga 30 kaus dengan nama Pele untuk setiap pertandingan. Jika tidak, mereka tak akan bisa keluar dari stadion hidup-hidup.       


      Sial     -    Setelah kebiasaan ini menjadi tradisi, ternyata ada beberapa pemain yang hobi mengoleksi kaus tim lawan. Salah satunya adalah pemain Amerika Serikat, Jeff Agoos. Sepanjang 14 tahun karirnya sebagai pesepakbola, dia mengumpulkan lebih dari 400 kaus tim lawan.     


     Lain lagi dengan kiper Scarborough FC. Leigh Walker. Baginya, tukar kaus menjadi kebanggaan tersendiri. Pada 24 Januari 2004, saat timnya melawan Chelsea di Piala FA, dia tukar kaus dengan kiper Chelsea, Carlo Cudicini. Saat itu Cudicini sempat menandatangani sekaligus menuliskan, "Untuk Leigh, keberuntungan terbaik sepanjang musim." Rupanya doa Cudicini kurang manjur karena ibu Leigh malah mencuci kaus kenang-kenangan yang kotor tersebut.


Komentar