Islandia Dan Penulis Buku

      Ya, negara pulau yang hanya berpenduduk 300.000 jiwa ini memiliki lebih banyak penulis dan lebih banyak buku yang diterbitkan dan dibaca per kepala dibandingkan negara lain di dunia. Bahkan, ada pepatah di Islandia yang berbunyi:  "ad manga med bok I maganum",  artinya: ada sebuah buku di dalam perut setiap orang.

      Reykjavik, ibu kota Islandia yang memiliki setengah dari total penduduk negara tersebut, penuh sesak dengan para penulis sampai-sampai UNESCO mengukuhkan kota tersebut sebagai "City of Literature". Disana ada Kiran Desai, pemenang Man Booker Prize, dan Douglas Coupland, penulis novel Generation X: Tales for an Accelerated Culture, yang mempopulerkan istilah Generasi X untuk mereka yang lahir pada awal 1960-an sampai 1980-an.

     "Para penulis dihargai disini," kata Agla Magnusdottir, pimpinan Icelandic Literature Centre. "Mereka bisa hidup dengan layak. Beberapa bahkan mendapat gaji tetap.

     Penulis Islandia bisa menghasilkan puisi, buku anak, sampai sastra. Namun, genre paling favorit adalah kriminal. Penjualan novel kriminal disana cukup fantastis - dua kali lipat negara-negara Nordik lain yang menempati wilayah Eropa Timur dan Atlantik Utara.

     Alam Islandia yang bak negeri dongeng juga menjadi inspirasi bagi latar belakang cerita. J.R.R. Tolkien, penulis legendaris dari Inggris, terinspirasi alam dan mitologi Islandia saat mengunjungi negara tersebut. Tolkien lantas melahirkan mahakarya The Hobbit  dan The  Lord of  the Rings.

     Menurut penyair Solvi Bjorn Siggurdsson, Islandia adalah negara para pendongeng. Ketika iklim terasa dingin dan gelap dan tidak banyak yang bisa dilakukan, bercerita menjadi aktivitas favorit. Setelah merdeka dari Denmark pada 1944, kesusastraan bahkan membantu mendefinisikan identitas mereka.

     Siggurdsson juga berterima kasih pada Halldor Laxness, warga Islandia yang meraih Nobel Sastra pada 1955. Ia dipuja sebagai pahlawan karena telah membuat dunia mengenali sastra Islandia. "Laxness memberi kami kepercayaan diri untuk menulis," ujar Siggurdsson.

Komentar